Di dalam tubuh semut rangrang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (bagian dada), dan metasoma ( bagian perut). Dalam tubuh semut tak jauh dari kerabatnya yang tergolong masih jenis serangga yang memiliki eksoskeleton (kerangka luar) yang dapat berfungsi sebagai perlindungan. Berbeda dengan kerangka pada manusia dan hewan bertulang belakang, semut tidak memiliki paru-paru, melainkan lubang-lubang pernafasan yang ada di bagian dada semut. Organ yang bernama spirakel ini memiliki fungsi peran untuk mengatur sirkulasi udara. Semut juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, semut memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas (dorsal) tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. Sistem saraf semut terdiri atas sebuah otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor, misalnya sepasang antena yang membantu semut mendeteksi berbagai rangsangan kimiawi. Antena juga digunakan oleh si Semut untuk berkomunikasi dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi benda-benda yang ada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi obyek, membangun sarang, dan sebagai alat pertahanan.
Pada bagian mesosoma (dada) semut terdapat tiga pasang kaki. Di bagian ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang berfungsi saat memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu (caltu) memiliki sayap. Setelah masa kawin, semut betina akan melepaskan sayapnya dan menjadi ratu muda yang tidak bersayap. Semut pekerja dan perajurit tidak memiliki sayap. Sementara itu, di bagian metasomac( perut) terdapat organ penting, termasuk organ reproduksi.
Bagian tubuh semut rangrang |
Semut rangrang membangun sarangnya di pepohonan hutan-hutan tropis, perkebunan. Oechopylla smaragdina menyukai lingkungan yang bersuhu antara 26° C-34° C dan kelembaban relatif antara 62° C-92° C. Semut rangrang dapat dijumpai di berbagai negara dari Afrika sampai Asia Pasifik, seperti Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, India, China, Malawi, Kenya, Gabon, Ghana, Kamerun, Burundi, dan Tanzania.
Populasi Oechopylla smaragdina pada tahun 1999-2006 cukup melimpah sehingga banyak tanaman koleksi maupun tanaman pelindung terselamatkan. Spesies ini telah banyak membantu dan berjasa dalam pengendalian hama secara alami. Bahkan Kebun Raya Bogor terhindar dari fenomena ulat bulu yang pernah ada di Indonesia pada bulan November 2010 sampai juni 2011. Sayangnya, kemudian terjadi penurunan populasi semut rangrang. Tahun 2009 hingga Januari 2012 penurunannya sangat tajam, yaitu berkisar antara 50% dari jumlah yang ada di alam. Salah satu faktor penyebabnya adalah kehadiran pemburu telur atau larva yang disebut kroto semut rangrang yang melakukan pengambilan sarang besar-besaran tanpa memperhatikan keseimbangan ekosistem. Penurunan populasi predator ditandai dengan peningkatan populasi hama seperti berbagai jenis kumbang dan ulat dari Famili Pyralidae lain spesies Heortia vitessodies.
Demikian informasi tentang Klasifikasi Ilmiah Semut Rangrang Menurut Smith (1860). Setelah Anda membaca dan memahami isi dari artikel di atas, semoga dapat menambah referensi Anda. Saya ucapkan terima kasih
Sumber : ( Buku Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern, Penebar Swadaya, Penulis Bayou Prayoga )
Klasifikasi Ilmiah Semut Rangrang Menurut Smith (1860)
4/
5
Oleh
Unknown