Selasa, 10 Februari 2015

Rahasia Koloni Dan Siklus Hidup Semut Rangrang

Semut rangrang saling bergotong royong dalam pembuatan sarang



Tahukah Anda?  bahwa semut rangrang atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama weaver ant, dikenal sebagai serangga yang agresif, terutama pada saat sedang melindungi sarang serta koloninya. Pada umumnya, koloni semut rangrang dimulai oleh seekor semut betina yang sudah dikawini (haplometrosis) atau sekelompok betina yang sudah dikawini (pleometrosis). Semut rangrang merupakan jenis serangga sosial sejati (eusosial) dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada keberadaan pohon (arboreal).






Semut memiliki sistem koloni yang terdiri atas beberapa golongan kasta. Secara semut rangrang betina ada yang aktif secara reproduksi dan ada yang tidak subur atau mandul. Semut betina yang subur sepanjang hidupnya disebut semut ratu. Semut ratu yang telah melakukan perkawinan atau sudah lepas sayap akan membentuk sebuah koloni. Telur atau larva yang dihasilkan oleh ratu  pertama kali disebut sebagai telur pasir dan sampai menjadi kroto. Nah, kroto inilah yang ditunggu-tunggu oleh para peternak. Sementara itu, semut betina yang mandul akan menjadi semut pekerja, juga ada kasta semut prajurit. Ukuran semut prajurit sekitar 0,5-1 cm, jumlahnya ratusan bahkan bisa mencapai ribuan ekor.


Semut rangrang dewasa hidup berkelompok dan saling bergotong-royong. Sarang semut rangrang dibuat di pepohonan dengan merekatkan daun-daun menggunakan "lem" yang berupa benang halus yang diproduksi oleh larva semut. Semut jenis ini memilih pohon-pohon tinggi seperti pohon mahoni atau pohon mangga, dikarenakan untuk melindungi dari gangguan. Semut rangrang cenderung menyukai tanaman berdaun besar namun lentur dan tanaman berdaun kecil dan banyak.

Nah, apabila semut sudah membangun sarang, tandanya semut sudah menetapkan tempat tinggal baru. Hal ini ditandai dengan terbentuknya sarang baru dan semut pekerja yang mulai mencari dan mengumpulkan bahan makanan. Makanan semut berupa berbagai macam serangga, bangkai hewan, dan sebagainya. Sementara itu semut prajurit akan melindungi semut ratu dan para pekerja.


Semut rangrang juga suka "memelihara kutu", karena kutu dapat menghasilkan cairan mirip madu yang rasanya manis. Cairan tersebut dibawa ke sarang untuk diberikan pada ratu semut. Jenis-jenis kutu yang dipelihara oleh semut rangrang antara lain, kutu putih (Pseudococcidae, Planococcus citri Rossi), kutu sisik hijau (Coccus viridis), kutu sisik putih, kutu persik putih (Pseudaulacaspis pentagona), kutu bor (Asterolecaniidae), dan kutu daun (Aphididae). Memang, kutu-kutu tersebut dapat dikategorikan sebagai hama tanaman. Namun kerusakan yang ditimbulkan tidak seberapa jika dibandingkan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh hama ulat, kumbang, dan belalang.


Populasi semut rangrang akan berkurang secara alami pada musim hujan karena mereka tidak dapat bertahan dalam genangan air dan cenderung malas keluar sarang. Jika Anda amati, para pencari kroto biasanya mendapati isi dalam sarang semut rangrang hanya ada semut, hal ini dikarenakan mereka akan menjadi kanibal. Umumnya, yang paling banyak mati adalah semut pekerja, sedangkan semut lainnya tetap tinggal di dalam sarang atau berlindung di bawah permukaan daun.


Demikian informasi tentang Rahasia Koloni Dan Siklus Hidup Semut Rangrang. Setelah Anda membaca dan memahami isi dari artikel di atas, saya harap Anda bisa mengenal lebih dekat tentang semut rangrang yang bermanfaat untuk Anda. Terima kasih


Sumber : ( Buku Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern, Penebar Swadaya, Penulis Bayou Prayoga )

Artikel Terkait

Rahasia Koloni Dan Siklus Hidup Semut Rangrang
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

1 komentar:

31 Desember 2015 pukul 20.53 delete

Terima kasih gan atas artikelnya saya jadi sedikit tau tentang semut rangrang atau biasa juga dinamakan bibit kroto

Reply
avatar