Masa muda memang tidak harus hanya dilewati
dengan cara hura-hura saja atau juga kegiatan yang tidak bermanfaat bagi masa
depan. Biasanya para pemuda cenderung berpikir hura-hura bersama teman-temannya
atau hanya berpikir untuk menemukan dan mencari pacar. Namun, hal tersebut
tidak berlaku untuk dua pemuda asal Surabaya ini yang justru lebih memikirkan
masa depan dengan menjalankan bisnis yang awalnya kecil-kecilan hingga akhirnya
sukses. Bisnis tersebut adalah beternak murai batu yang merupakan burung yang
cukup digemari oleh masyarakat karena memiliki penampilan yang cantik dan unik
serta suara merdu. Kedua pemuda tersebut berprinsip bahwa mereka harus
melakukan kegiatan yang berguna terutama untuk masa depan.
Kedua pemuda Surabaya yang menginspirasi
tersebut bernama Indra Hatta yang saat ini berusia 26 tahun dan Andri Wicaksono
yang berusia 21 tahun. Mereka berdua telah sukses menggeluti usaha beternak
murai batu yang diawali dari sekedar hobi. Hal tersebut tentunya bisa dijadikan
pembeajaran bagi para kaum muda lainnya agar bisa mencari kegiatan lain yang
tidak hanya bertujuan untuk senang-senang tetapi juga bisa memberikan manfaat
untuk kehidupan masa depan nantinya. Berikut adalah profil singkat mengenai
kedua pemuda asal Surabaya tersebut.
Image Via Flickr : mdL |
Indra
Hatta
Indra Hatta yang kini berusia 26 tahun adalah
pemilik ring DRM BF yang semula hanya aktif dalam mengikuti lomba burung
kicauan. Namun lambat laun karena keterbatasan waktu membuat dia akhirnya
memutuskan untuk focus dalam breeding murai batu yang dimulai sejak 3 tahun
yang lalu, artinya dia telah memulai usaha tersebut sejak berumur 23 tahun.
DRM BF Surabaya milik Indra memiliki dua
induk murai batu jantan yang memiliki panjang ekor 23,5 cm dan 24 cm sedangkan
induk murai betina berjumlah 4 ekor. Dia menggunakan system poligami dengan
tujuan agar bisa menghemat penggunaan induk jantan. Indra mengatakan bahwa dia
lebih mengutamakan kualitas produk trotolan murai batu bahkan dia merawat seluruh
induk serta anakannya sendiri. Dia menggunakan beberapa produk yang bisa
membantu perkembangan murai batu seperti BirdMature, BirdMineral, dan BirdVit
agar kesehatan indukan serta trotolan tetap terjaga.
Dalam sekali panen, dia bisa mendapat 3-4
ekor anakan murai batu. Dia menyerahkan perawatan anakan murai batu pada
induknya hingga berumur 27 hari karena dia juga bekerja. Hal tersebut berbeda
dengan sebagian besar penangkar murai batu yang memanen anakan pada umur 7-10
hari. Alasannya karena anakan yang dirawat induknya relative lebih sehat dan
kuat sehingga dia baru memindahkannya pada umur 28 hari ke sangkar harian agar
induk betina bisa bereproduksi lagi.
Andri
Wicaksono
Andri Wicaksono yang baru berumur 21 tahun
memiliki penangkaran dengan ring AJBF. Dia sudah memulai beternak murai batu 2
tahun lalu saat masih berumur 19 tahun saat remaja seusianya lebih memilih
berhura-hura. Dia tidak hanya sukses beternak murai batu saja tetapi juga
burung kicauan lainnya seperti lovebird, kenari, dan strawberry finch sehingga
mendapat julukan penangkar muda bertangan dingin.
Dia mempunyai 3 pasangan induk murai batu di
rumahnya, 2 pasangan sudah mulai berproduksi sedangkan 1 pasang lainnya
merupakan pasangan siapan produksi. Pasangan yang sudah berproduksi salah satunya
adalah jenis murai blacktail atau ekor hitam. Dalam setahun pasangan yang
sama-sama berekor hitam tersebut telah 6 kali bereproduksi dan menghasilkan
julah anakan hingga 2-3 ekor.
Andri menerapkan system poligami murni pada
salah satu calon indukan dimana di dalam kandang ada seekor induk jantan dan
lebih dari seekor induk betina. Teknik tersebut dianggap lebih aktif dilakukan
pada saat masih usia trotolan. Bisa juga menyatukan murai betina dulu agar akur
kemudian baru disatukan dengan induk jantan.
Sukses Beternak Murai Batu, Dua Pemuda Surabaya Ini Tak Mau Hura–Hura
4/
5
Oleh
Unknown
2 komentar
Murai batu di kasih telur dari bibit kroto atau semut rangrang katanya bertambah berkicau gan benar tidak itu gan ?
Reply